Minyak kelapa akhir-akhir ini menjadi sesuatu yang cukup tren di kalangan makanan-makanan sehat. Minyak yang diambil dari daging kelapa ini dianggap bisa berpengaruh pada usaha penurunan berat badan.
“Karena berasal dari tanaman dan bukan produk hewani, banyak yang percaya bahwa minyak kelapa adalah sumber lemak jenuh yang sehat,” kata ahli diet terdaftar Florida Alyssa Cohen.
Para pelaku diet Paleo biasa menggunakannya sebagai pengganti mentega, lemak babi, dan sumber lain dari lemak jenuh dan juga menambahkannya ke makanan (tumis, roti) dan minuman (kopi, smoothies) untuk meningkatkan rasa kenyang. Minyak kelapa mengandung konsentrasi trigliserida yang relatif tinggi, ujar Cohen.
“Beberapa penelitian skala kecil yang telah dilakukan menunjukkan bahwa mengonsumsi minyak kelapa dapat menyebabkan penurunan berat badan yang sangat sederhana,” kata ahli diet terdaftar, Dafna Chazin, RDN yang bermarkas di New Jersey.
Selain itu, tidak ada bukti yang menunjukkan minyak kelapa dapat menurunkan berat badan secara signifikan atau dapat menyebabkan penurunan berat badan dalam jangka panjang.
Sementara itu, sebuah studi baru-baru ini yang dipublikasikan di European Journal of Nutrition menemukan bahwa minyak kelapa tidak lebih baik daripada minyak zaitun dalam meningkatkan metabolisme atau meningkatkan perasaan kenyang di kalangan wanita dengan berat badan berlebih.
Minyak kelapa secara khusus mengandung 120 kalori per sendok makan dan 12 gram lemak jenuh yang bagi banyak orang, lebih dari setengah jumlah harian yang direkomendasikan.
“Saat menjaga berat badan, yang terpenting adalah kesadaran kalori yaitu memperhatikan pola makan dan memperhatikan asupan lemak sepanjang hari,” kata Chazin. “Menambahkan minyak kelapa ke kopi atau smoothie tanpa menyeimbangkan kalori tambahan tidak akan berpengaruh pada penurunan berat badan.”
Intinya adalah “Minyak kelapa terlalu overhyped dan tidak akan menurunkan berat badan karena tidak adanya pembatasan kalori secara keseluruhan,” kata ahli diet terdaftar Boston Sheri Kasper, R.D.N.